Selasa, 12 Februari 2013

Kekurangan vitamin A (KVA)

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Asupan vitamin seseorang itu perlu diperhatikan, dimulai dari setiap individu yang sama dalam menjaga kesehatan. Seandainya semua menyadari pentingnya kesehatan pastinya kita semua terhindar dari penyakit. Kalau sudah sakit semua baru menyadari betapa mahalnya kesehatan.
Saat ini masalah kekurangan vitamin sudah semakin berkembang, sementara masalah pengetahuan masyarakat tentang vitamin belum sepenuhnya teratasi.
Untuk itulah, mengingat bahwa masalah kekurangan vitamin bukan hanya tanggung jawab orang perorangan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua yamh ingin menjaga kesehatan tubuhnya dari kekurangan vitamin.
Tidak bisa dipungkiri kualitas sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan dan kemajuan sebuah bangsa dalam bidang kesehatan. Pembangunan di Indonesia yang tengah berlangsung saat ini dihadapkan pada berbagai situasi global dan regional serta kondisi yang terjadi di tanah air baik secara politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain, termasuk adanya fenomena alam. Perkembangan global, regional dan nasional menunjukkan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberi manfaat sekaligus memberi dampak negatif.
Fenomena alam seperti kejadian gempa bumi dan tsunami, kekeringan dan kebakaran hutan merupakan bagian dari persoalan nasional yang memerlukan perhatian, khususnya yang berkaitan dengan upaya penanggulangan dan pencegahannya. Pembangunan sumber daya manusia untuk mendukung upaya pembangunan nasional kini juga dihadapkan beragam persoalan, seperti kondisi ekonomi nasional belum sepenuhnya pulih, daya beli masyarakat masih rendah, semakin bertambahnya angkatan kerja setiap tahun, jumlah pengangguran cukup tinggi dan persaingan antar bangsa semakin ketat.

B.    Rumusan Masalah
1.      Apa itu kekurangan Vitamin A?
2.      Apa itu Vitamin A?
3.      Apa Manfaat Vitamin A bagi tubuh?
4.      Bagaimana dampak manusia kekurangan  dan Kelebihan Vitamin A?
5.      Epidemiologi kekurangan Vitamin A?
6.      Gangguan akibat kekurangan Vitamin A?
7.      Faktor Risiko terkena Kekurangan Vitamin A?
8.      Siapa yang terkena kekurangan vitamin A?
9.      Bagaimana cara mencegah terjadinya kekurangan Vitamin A?
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Defenisi Kekurangan Vitamin A
Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan olehkurangnya asupan vitamin A yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan rabun senja, xeroftalmia dan jika kekurangan berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan keratomalasia (Tadesse, Lisanu, 2005).Kekurangan vitamin A (KVA) terutama terjadi pada anak-anak balita.Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekuranganvitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurangnya konsumsi ataukekurangan sekunder  karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalamtubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konversikaroten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita KEP, penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia atau gangguan absorpsikarena kekurangan asam empedu (Almatsier, 2010).Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalopia),yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar /senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang.Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuhmenipis, sehingga kadar vitamin A tidak cukup diperoleh oleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
B.    Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah suatu senyawa organik yang diperlukan sebagai nutrisi dalam jumlah kecil oleh organisme. Senyawa A disebut vitamin ketika tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh organisme, dan harus diperoleh dari makanan. Dengan demikian, istilah ini bersyarat baik pada keadaan dan organisme tertentu. Misalnya, fungsi asam askorbat sebagai vitamin C untuk beberapa hewan tetapi tidak yang lain. Vitamin  yang tidak dianggap mineral, adalah senyawa organik, beberapa di antaranya mengandung unsur-unsur berat seperti yodium dan kobalt.

C.    Manfaat Vitamin A Bagi Tubuh
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain vitamin. Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh melalui suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A atau yang disebut juga retinol.
 Berikut ini bebrapa manfaat dari vitamin A yaitu sebagai berikut :
1.      Menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lender.
2.      Memungkinkan mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya (sore atau senja hari) serta mengelakkan rabun..
3.      Pada ibu nifas akan meningkatkan mutu vitamin A dalam ASI, sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A yang cukup dari ASI.
4.      Menggalakkan pertumbuhan tulang.
5.      Pertahanan terhadap penyakit.
6.      Memperbaiki struktur kulit
Manfaat-manfaat vitamin A diatas dapat kita dapatkan dari berbagai sumbur, baik yang berupa suplement maupun yang alami, berikut beberapa sumber vitamin A yaitu sebagai berikut :
1.      Vitamin A dari Buah-buahan. Contohnya adalah buah apel, buah manga, buah negeri,buuah pepaya, buah pisang, buah kesemek, dan sukun.
2.      Vitamin A dari Sereal. Contohnya adalah pada jagung kuning.
3.      Vitamin A dari Umbi-umbian. Contohnya ada dalam ubi kuning, ubi rambat merah, dan ubi jalar merah.
4.       Vitamin A dari Biji-bijian. Contohnya adalah kacang merah dan kacang ercis.
5.      Vitamin A dari Sayuran. Misalnya dari sayuran bayam, wortel, kangkung, labu kuning , terong, semanggi, bungkil daun talas, daun jambu, daun genjer, kacang panjang , gandaria, kol cina, putri malu, sawi, rumput laut, dan ranti muda.
6.      Vitamin A dari Hewan. Misalnya berasal dari daging ayam, ginjal domba, daging bebek, hati ayam, hati sapi, ikan, dan telur.
7.      Vitamin A dari hasil olahan. Seperti mentega, minyak ikan, susu, minyak kelapa sawit, dan tepung ikan.


D.    Dampak Bagi Manusia yang kekurangan dan kelebihan Vitamin A
1.      Kekurangan Vitamin A
Tubuh memerlukan asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur dan memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A membangun sel-sel kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi mata, menjaga tubuh dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi. Karena fungsi tersebut, vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut dokter spesialis anak, vitamin A juga berperan dalam epitil, misalnya pada epitil saluran pencernaan dan pernapasan serta kulit. Seperti vitamin lainnya, vitamin A dapat diperoleh dari berbagai sumber serta terdapat dalam dua macam bentuk, yakni retinol dan betacarotene. Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya sumber retinol diperoleh dari makanan hewani, seperti telur, hati, atau minyak ikan yang mudah dicerna dalam tubuh. Agar kebutuhan vitamin A balita tercukupi, tiap hari perlu mengonsumsi 10-15 gram daging.
Sementara itu, manfaat betacarotene yang sering disebut pro-vitamin A baru dapat dirasakan setelah mengalami proses pengolahan menjadi retinol. Sumber betacarotene berasal dari makanan nabati yang berwarna oranye atau hijau tua, seperti wortel, bayam, ubi, mangga, dan pepaya, karena makanan nabati harus melalui proses pengolahan dulu sebelum manfaatnya dapat diserap tubuh, maka kita harus mengonsumsinya dalam jumlah banyak, yakni tiga kali lipat dari makanan hewani. Tubuh menyimpan retinol dan betacarotene dalam hati dan mengambilnya jika tubuh memerlukannya.
Vitamin A berkaitan erat dengan kesehatan mata, penyakit mata atau minus, secara tidak langsung diakibatkan oleh kekurangan vitamin A, namun juga karena tingkah laku sehari-hari yang salah, seperti menonton TV terlalu dekat, membaca sambil tidur atau karena pembawaan sejak lahir. Vitamin A membantu dalam hal integritas atau ketahanan retina serta menyehatkan bola mata. Vitamin A fungsinya tak secara langsung mengobati penderita minus, tapi bisa menghambat minus. Namun harus disertai dengan pola keseharian yang bagus.
Kekurangan vitamin A menyebabkan mata tak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam retina. Sebagai konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit melihat kala senja atau dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila kekurangan vitamin A berkelanjutan maka anak akan mengalami xerophtalmia yang mengakibatkan kebutaan. Selain itu kekurangan vitamin A menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi bakteri dan virus. Tanpa vitamin A, sistem pertahanan tubuh akan hilang. Ini memicu tubuh rentan terserang penyakit.
Secara klinis, penduduk Indonesia dinyatakan kurang mengonsumsi vitamin A. Untuk itu, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi tiap bulan Februari dan Agustus dilakukan melalui posyandu atau puskesmas terdekat. Jenis kapsul vitamin A yang diberikan ada dua macam, yakni berwarna biru dan merah. Kapsul berwarna merah berdosis 100 ribu internasional unit (IU) dan diberikan untuk bayi di bawah satu tahun. Kapsul berwarna biru berdosis 200 ribu IU untuk umur 1-5 tahun. Guna menunjang kebutuhan vitamin A, balita memerlukan 350-500 IU tiap hari. Sedangkan anak umur lima tahun ke atas membutuhkan dosis 700 IU per hari. Dosis untuk orang dewasa disesuaikan dengan umur dan kebutuhan yakni minimal 1.000 IU per hari.

2.      Kelebihan Vitamin A
Selain kekurangan vitamin A, kelebihan vitamin A juga berdampak pada keracunan yang mengakibatkan tulang rapuh, nyeri pada persendian, sakit kepala, kelelahan, kulit kering, bersisik dan berubah warna menjadi kekuning-kuningan serta kerusakan hati. Pada wanita hamil dapat mengakibatkan janin cacat. Namun kecenderungan permasalahan yang terjadi adalah akibat kekurangan vitamin A bukan kelebihan vitamin.
Vitamin A bisa terserap dalam tubuh yang kondisinya baik, anak usia balita sangat rentan kekurangan vitamin A karena kondisi tubuhnya rentan terhadap penyakit, seperti diare atau infeksi pencernaan. Untuk itu peran ibu sangat penting dalam menjaga ketahanan tubuh bayi yakni dengan memberikan ASI eksklusif, agar mempunyai ketahanan tubuh yang cukup.
Salah satu fungsi vitamin A adalah menjaga integritas atau keutuhan sel darah merah. Karena itu, kekurangan vitamin A juga memicu timbulnya penyakit anemia. Jika kekurangan vitamin A, sel darah tak mampu bertahan lama sehingga umurnya menjadi pendek dan mudah pecah. Karena kondisi ini, tubuh menjadi kekurangan zat besi atau darah merah. Selain itu, vitamin A juga berpengaruh terhadap sumsum tulang belakang yang berfungsi sebagai tempat memproduksi sel darah merah. Jika vitamin A kurang, maka sumsum tulang belakang tak mampu memproduksi sel darah merah, sehingga terjadilah anemia.
Kebutuhan vitamin A yang cukup dalam tubuh, dapat diketahui dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan melihat kondisi tubuh. Jika tubuh anak sering terkena penyakit, seperti diare, busung lapar atau gangguan saluran pernapasan, maka secara otomatis, asupan vitamin A-nya kurang, mendeteksi kadar vitamin A dalam darah perlu dilakukan. Jika kadar vitamin A kurang dari 10 mg/ 100 ml, maka tubuh anak kekurangan vitamin A.

E.     Epidemiologi kekurangan Vitamin A
Estimasi yang dibuat oleh WHO adalah lebih dari 250 juta anak mengalami kekurangan penyimpanan vitamin A (Sommer, 1996). Prevalensi KVA yang tertinggi ditemukan padaanak prasekolah, ibu hamil dan menyusui. Namun tingkat KVA subklinik juga terlihat banyak pada anak sekolah dan dewasa di beberapa lokasi. Data yang selalu tersedia di setiap negara  hanyalah prevalensi dari anak prasekolah yang berarti prevalensi pada kelompok umur lainnya tidak tersedia. (Bloem, dkk, 1998). Kekurangan vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya sekitar 1 juta anak balita di seluruh dunia menderita penyakit mata tingkat berat (xeropthalmia) ¼diantaranya menjadi buta dan 60 % dari yang buta ini akan meninggal dalam beberapa bulan. Kekurangan vitamin A menyebabkan anak berada dalam resiko besar mengalami kesakitan, tumbuh kembang yang buruk dan kematian dini. Terdapat perbedaan angka kematian sebesar 30 % antara anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A dengan rekan-rekannya yangtidak kekurangan vitamin A (Unicef, 1991 dalam Myrnawati). Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survaikesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angkakebutaan di Indonesia 1,5 % dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding Bangladesh (1%), India (0,7 %), dan Thailand (0,3 %) (Gsianturi,2004).Kekurangan vitamin A (defisiensi vitamin A) yang mengakibatkan kebutaan pada anak-anak telah dinyatakan sebagai salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kebutaan karenakekurangan vitamin A terutama dikalangan anak pra sekolah masih banyak terdapat didaerah-daerah.Berdasarkan riset  kesehatan  dasar tahun 2010 Pada pasca persalinan, atau masa nifas, ibuyang mendapat kapsul vitamin A hanya 52,2 persen (rentang: 33,2% di Sumatera Utara dan65,8% di Jawa Tengah). Berdasarkan tingkat pendidikan, cakupan Ibu nifas yang tidak sekolah mendapat kapsul vitamin A hanya 31 persen dibanding yang tamat PT (62,5%).Demikian pula kesenjangan yang cukup lebar antara ibu nifas di perkotaan dan perdesaan,serta menurut tingkat pengeluaran. Persentase anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsulvitamin A selama enam bulan terakhir disajikan pada Tabel berikut. Persentase distribusikapsul vitamin A untuk anak umur 6-59 bulan sebesar 69,8%. Persentase tersebut bervariasiantar provinsi dengan persentase terendah di Papua Barat (49,3%) dan tertinggi di DiYogyakarta (91,1%).



F.     Gangguan Akibat Kekurangan Vitamin A
1.      Terhambatnya pertumbuhan.
2.      Gangguan pada kemampuan mata dalam menerima cahaya, serta kelainan-kelainan pada mata seperti xerosis, xerophthalmia, serta cornea softing. Manifestasinya adalah pandangan kabur di bawah cahaya yang agak redup, mata kering, mudah lelah dan lain-lain. Karena efek fisiologis kekurangan vitamin A itu berhubungan dengan kesan visual gelap, ia bisa memadukan suatu zat yang namanya redopsin di dalam mata, redopsin memiliki efek yang penting terhadap pemeliharaan penyesuaian daya pandang yang baik dan normal, berhubungan dengan pemeliharaan keutuhan susunan kulit atas dan mempercepat perkembangan pertumbuhan.
3.      Meningkatnya kemungkinan menderita penyakit infeksi. Bahkan pada anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat angka kematiannya meningkat sampai 50%.

G.    Faktor Resiko Terkena KVA
1.      Bayi berat lahir rendah (< 2,5 kg),
2.      Anak yang tidak mendapat ASIeksklusif dan tidak diberi ASI sampai 2 tahun,
3.      Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik jumlah maupun mutu,
4.      Anak yang kurang gizi (KEP),
5.      Anak yang menderita penyakit infeksi (contohnya campak, diare, TBC, danpneumonia) serta cacingan,
6.       Anak dari keluarga miskin,
7.      Anak yang tinggaldidaerah pengungsian,
8.      Anak yang tinggal didaerah kurang sumber vitamin Adan adanya pantangan makan sumber vitamin A,
9.      Anak yang tidak pernahmendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di Posyandu dan Puskesmas dananak yang kurang memakan makanan sumber vitamin A

H.    Orang-orang yang terkena kekurangan Vitamin A
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun). Sedangkan yang lebih berisiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di posyandu maupun puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.

I.       Pencegahan  dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
1.      Pencegahan
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani sedangkan karoten terutama di dalam pangannabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya), dan mentega.Sedangkan sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahanyang berwarna kuning-jingga seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacangpanjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak dan jeruk.Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.           

2.      Penanggulangan
a.     Suplementasi Kapsul Vitamin A
Justifikasi suplementasi kapsul vitamin A dosistinggi (retinol) adalah adanya kenyataan bahwa lemak dapat disimpan dalam tubuh utamanya di hati.Pemberian suplementasi secara periodik inidimaksudkan untuk mencegah terjadinya KVA danmeningkatkan simpanan/cadangan vitamin A (WHO, 1997). Dengan demikian, rendahnyaasupan vitamin A dan meningkatnya kebutuhan akan vitamin A dapat diimbangi denganpemberian suplementasi. Vitamin A dosis tinggi ditujukan pada anak prasekolah, ibu menyusui dan populasi resikotinggi. Dosis vitamin A yang diberikan harus cukup besar untuk memproteksi namun tidak boleh berlebihan untuk mencegah efek samping. Dosis sebesar 200.000 IU (kurang lebih60.000 mg) vitamin A untuk anak di atas 1 tahun dapat melindungi anak selama 4-6 bulandari KVA. Pengalaman menunjukkan bahwa pemberian dosis tinggi ini berjalan dengan amandan efektif serta tidak memberikan efek samping yang berarti. Efek samping yang dapatterjadi seperti “buldging fontanel” dan muntah hanya terjadi ringan dan sesaat saja dan juga tidak membutuhkan penangan.Seluruh ibu yang baru melahirkan juga harus diberikan kapsul dosis tinggi ini dalam waktu8 minggu setelah melahirkan. Kapsul ini sebaiknya diberikan secepat mungkin setelahmelahirkan, oleh karena akan berefek pada kandungan vitamin A pada ASI (Stoltzfus, 1993).Juga pemberian tampaknya memberikan manfaat kepada ibunya sendiri ).Bayi dan anak yang mengalami infeksi yang berat seperti diare, campak, ISPA danchickenpox atau mereka yang menderita KEP berat mempunyai risiko tinggi KVA.
Mereka harus memperoleh kapsul vitamin A dosis tinggi. Status vitamin A yang adekuat pada ibu akan memberikan perlindungan yang paling amanterhadap terjadinya kekurangan atau kelebihan vitamin A yang berat pada ibu, janin dalamkandungan, dan bayi yang dilahirkan. Pada pola konsumsi normal dimana asupan vitamin Asangat rendah maka dianjurkan agar ibu hamil memperoleh asupan vitamin A sebesar 10.000IU setiap hari atau 25.000 IU setiap minggu dari diet atau suplemen atau keduanya. Dosis yang disebut fisiologi ini mempunyai kelebihan dibanding dengan pemberian dosis tinggi.Studi di Nepal memperlihatkan adanya dampak pemberian vitamin A atau betakaroten secara terpisah terhadap kematian ibu. Hal ini memberikan gambaran bahwabentuk suplemen adalah relevan.Orang tua harus mengetahui bahwa vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan, mentega,telur, hati, sayuran warna hijau, wortel, jagung kuning, minyak kelapa merah dan mangga,sehingga semua orang tua perlu menghidangkannya dalam makanan sehari-hari karena selain penting bagi kesehatan mata dan penglihatan, vitamin A dapat menjamin kelangsungan hidup anak balita. Selain itu, ibu-ibu juga dimotivasi untuk memberikan kapsul vitamin A kepadaanak balitanya, yang pelaksanaannya jatuh pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.(Purjanto, 1994)
b.     Promosi Kapsul Vitamin A
Pada kenyataannya cakupan kapsul vitamin A masih rendah meskipun pemerintah telah menyediakan Kapsul Vitamin A bagi masyarakat. Kemungkinan karena kurangnya sosialisasi tempat-tempat pemasaran kapsul vitamin A selain di Puskesmas/Posyandu juga dipasarkan dirumah kader. Oleh karena itu penting dilakukan penyuluhan/promosi pemasaran sosial vitamin A dalamrangka upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan tindakan ibu agar memberikan vitamin A kepada balitanya. Pemasaran sosial vitamin A, khususnya pemberian kapsul vitamin A dipilih dengan cara yang mudah, murah dan cepat untuk menjamin agar anak balita di Indonesia tidak menderita kekurangan vitamin A. Beberapa pelajaran yangdapat diambil dari pemasaran sosial vitamin A di Jateng tahun 1988 yaitu pendekatan pemasaran sosial bersama-sama dengan perbaikan pola distribusi, dalam waktu yang relatif singkat berdampak positif terhadap kenaikan cakupan distribusi vitamin A. Produk-produk pemasaran sosial vitamin A adalah kapsul vitamin A, makanan kaya akan vitamin A, dan fortifikasi makanan dengan vitamin A. Media informasi yang dapat dipergunakan secara luas yaitu media massa (Radio, TV atau Film), spanduk, selebaran (leaflet), dengan memanfaatkan jalur kelompok potensial seperti kader-kader Posyandu, tokoh-tokoh agama, dan tokoh masyarakat sebagai penyebar informasi tentang vitamin A.
c.      Pemberian Obat Mata  
Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata, kecuali ada infeksi yangmenyertainya. Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid (Tetrasiklin 1%,Khloramfenikol 0.25-1% dan Gentamisin 0.3%)diberikan pada penderita X2, X3A, X3Bdengan dosis 4 x 1 tetes/hari dan berikan juga tetes mata atropin 1 % 3 x 1 tetes/hari.Pengobatan dilakukan sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala pada mata menghilang. Mata yang  terganggu harus ditutup dengan kasa selama 3-5 hari hinggaperadangan dan iritasi mereda. Gunakan kasa yang telah dicelupkan kedalam larutan Nac l0,26 dan gantilah kasa setiap kali dilakukan pengobatan. Lakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan dengan sangat berhati-hati. Selalu mencuci tangan pada saat  mengobati matauntuk menghindari infeksi sekunder, Segera rujuk ke dokter spesialis mata untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia pasti memerlukan vitamin A dan mau tidak mau mereka harus mau juga mengkonsumsi makanan yang mengandung sumber vitamin A agar kesehatan tubuhnya selalu terjaga, dan sebaliknya bila seseorang tersebut tida mau mengkonsumsinya pasti ia akan mengalami penyakit tertentu, antara lain: kerbunan pada mata, mudah terinfeksi virus dll.

B.    Saran
Timbulnya berbagai penyakit akibat kekurangan Vitamin A karena kurangnya perhatian terhadap kesehatan masing-masing individu dan keluarga, maka untuk mencegah ataupun menanggulangi terjadinya peningakatan Kekurangan Vitamin A, penulisnya menyarankan untuk lebih banyak mengomsumsi buah-buahan,biji-bijian,sayur-sayuran dan juga hewani yang banyak mengandung Vitamin A.Dengan demikian akan mengurangi resiko terjadinya penyakit akibat Kekurangan Vitamin A.








DAFTAR PUSTAKA


Almatsier Sunita 2004 . Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Irianto, Kus. 2010. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: yrama widya.

Departmen gizi dan Kesehatan masYarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Gravindo Psada.

Sediaoetama, Achmad djaeni. 1985. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan proFesi. Jakarta : Dian Rakyat

Darmojo, R. Boedhi., Dkk.1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI



Created by: Misna FKM UIT 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar