BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Asupan
vitamin seseorang itu perlu diperhatikan, dimulai dari setiap individu yang
sama dalam menjaga kesehatan. Seandainya semua menyadari pentingnya kesehatan
pastinya kita semua terhindar dari penyakit. Kalau sudah sakit semua baru
menyadari betapa mahalnya kesehatan.
Saat
ini masalah kekurangan vitamin sudah semakin berkembang, sementara masalah
pengetahuan masyarakat tentang vitamin belum sepenuhnya teratasi.
Untuk
itulah, mengingat bahwa masalah kekurangan vitamin bukan hanya tanggung jawab
orang perorangan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua yamh ingin menjaga
kesehatan tubuhnya dari kekurangan vitamin.
Tidak
bisa dipungkiri kualitas sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan
pembangunan dan kemajuan sebuah bangsa dalam bidang kesehatan. Pembangunan di
Indonesia yang tengah berlangsung saat ini dihadapkan pada berbagai situasi
global dan regional serta kondisi yang terjadi di tanah air baik secara
politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain, termasuk adanya fenomena
alam. Perkembangan global, regional dan nasional menunjukkan adanya kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberi manfaat sekaligus memberi
dampak negatif.
Fenomena
alam seperti kejadian gempa bumi dan tsunami, kekeringan dan kebakaran hutan
merupakan bagian dari persoalan nasional yang memerlukan perhatian, khususnya
yang berkaitan dengan upaya penanggulangan dan pencegahannya. Pembangunan
sumber daya manusia untuk mendukung upaya pembangunan nasional kini juga dihadapkan
beragam persoalan, seperti kondisi ekonomi nasional belum sepenuhnya pulih,
daya beli masyarakat masih rendah, semakin bertambahnya angkatan kerja setiap
tahun, jumlah pengangguran cukup tinggi dan persaingan antar bangsa semakin
ketat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu kekurangan Vitamin A?
2. Apa itu Vitamin A?
3. Apa Manfaat Vitamin A bagi tubuh?
4. Bagaimana dampak manusia
kekurangan dan Kelebihan Vitamin A?
5. Epidemiologi kekurangan Vitamin A?
6. Gangguan akibat kekurangan Vitamin
A?
7. Faktor Risiko terkena Kekurangan
Vitamin A?
8. Siapa yang terkena kekurangan
vitamin A?
9. Bagaimana cara mencegah terjadinya
kekurangan Vitamin A?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Kekurangan Vitamin A
Kekurangan
Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan olehkurangnya asupan vitamin A
yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan rabun senja, xeroftalmia dan jika
kekurangan berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan
keratomalasia (Tadesse, Lisanu, 2005).Kekurangan vitamin A (KVA) terutama
terjadi pada anak-anak balita.Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan
tubuh habis terpakai. Kekuranganvitamin A dapat merupakan kekurangan primer
akibat kurangnya konsumsi ataukekurangan
sekunder karena gangguan penyerapan dan
penggunaannya dalamtubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena
gangguan pada konversikaroten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder
dapat terjadi pada penderita KEP, penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia
atau gangguan absorpsikarena kekurangan asam empedu (Almatsier, 2010).Salah
satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalopia),yaitu
ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya
samar-samar /senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar
terang.Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam
tubuhmenipis, sehingga kadar vitamin A tidak cukup diperoleh oleh retina mata
untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
B.
Pengertian Vitamin A
Vitamin A
adalah suatu senyawa organik yang diperlukan sebagai nutrisi dalam jumlah kecil
oleh organisme. Senyawa A disebut vitamin ketika tidak dapat disintesis dalam jumlah
yang cukup oleh organisme, dan harus diperoleh dari makanan. Dengan demikian,
istilah ini bersyarat baik pada keadaan dan organisme tertentu. Misalnya,
fungsi asam askorbat sebagai vitamin C untuk beberapa hewan tetapi tidak yang
lain. Vitamin yang tidak dianggap
mineral, adalah senyawa organik, beberapa di antaranya mengandung unsur-unsur
berat seperti yodium dan kobalt.
C.
Manfaat Vitamin A Bagi Tubuh
Agar
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain vitamin.
Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh
melalui suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin
yang dibutuhkan adalah vitamin A atau yang disebut juga retinol.
Berikut
ini bebrapa manfaat dari vitamin A yaitu sebagai berikut :
1. Menjaga
kelembaban dan kejernihan selaput lender.
2. Memungkinkan
mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya (sore atau senja
hari) serta mengelakkan rabun..
3. Pada
ibu nifas akan meningkatkan mutu vitamin A dalam ASI, sehingga bayi akan
mendapatkan vitamin A yang cukup dari ASI.
4. Menggalakkan
pertumbuhan tulang.
5. Pertahanan
terhadap penyakit.
6. Memperbaiki
struktur kulit
Manfaat-manfaat
vitamin A diatas dapat kita dapatkan dari berbagai sumbur, baik yang berupa
suplement maupun yang alami, berikut beberapa sumber vitamin A yaitu sebagai
berikut :
1. Vitamin
A dari Buah-buahan. Contohnya adalah buah apel, buah manga, buah negeri,buuah
pepaya, buah pisang, buah kesemek, dan sukun.
2. Vitamin
A dari Sereal. Contohnya adalah pada jagung kuning.
3. Vitamin
A dari Umbi-umbian. Contohnya ada dalam ubi kuning, ubi rambat merah, dan ubi
jalar merah.
4. Vitamin A dari Biji-bijian. Contohnya adalah
kacang merah dan kacang ercis.
5. Vitamin
A dari Sayuran. Misalnya dari sayuran bayam, wortel, kangkung, labu kuning ,
terong, semanggi, bungkil daun talas, daun jambu, daun genjer, kacang panjang ,
gandaria, kol cina, putri malu, sawi, rumput laut, dan ranti muda.
6. Vitamin
A dari Hewan. Misalnya berasal dari daging ayam, ginjal domba, daging bebek,
hati ayam, hati sapi, ikan, dan telur.
7. Vitamin
A dari hasil olahan. Seperti mentega, minyak ikan, susu, minyak kelapa sawit,
dan tepung ikan.
D.
Dampak Bagi Manusia yang kekurangan
dan kelebihan Vitamin A
1.
Kekurangan Vitamin A
Tubuh memerlukan asupan vitamin yang
cukup sebagai zat pengatur dan memperlancar proses metabolisme dalam tubuh.
Sebagai vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A membangun sel-sel kulit dan
memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi mata, menjaga tubuh dari
infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi. Karena fungsi tersebut,
vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut dokter spesialis anak,
vitamin A juga berperan dalam epitil, misalnya pada epitil saluran pencernaan
dan pernapasan serta kulit. Seperti vitamin lainnya, vitamin A dapat diperoleh
dari berbagai sumber serta terdapat dalam dua macam bentuk, yakni retinol dan
betacarotene. Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya
sumber retinol diperoleh dari makanan hewani, seperti telur, hati, atau minyak
ikan yang mudah dicerna dalam tubuh. Agar kebutuhan vitamin A balita tercukupi,
tiap hari perlu mengonsumsi 10-15 gram daging.
Sementara itu, manfaat betacarotene
yang sering disebut pro-vitamin A baru dapat dirasakan setelah mengalami proses
pengolahan menjadi retinol. Sumber betacarotene berasal dari makanan nabati
yang berwarna oranye atau hijau tua, seperti wortel, bayam, ubi, mangga, dan
pepaya, karena makanan nabati harus melalui proses pengolahan dulu sebelum
manfaatnya dapat diserap tubuh, maka kita harus mengonsumsinya dalam jumlah
banyak, yakni tiga kali lipat dari makanan hewani. Tubuh menyimpan retinol dan
betacarotene dalam hati dan mengambilnya jika tubuh memerlukannya.
Vitamin A berkaitan erat dengan
kesehatan mata, penyakit mata atau minus, secara tidak langsung diakibatkan
oleh kekurangan vitamin A, namun juga karena tingkah laku sehari-hari yang
salah, seperti menonton TV terlalu dekat, membaca sambil tidur atau karena
pembawaan sejak lahir. Vitamin A membantu dalam hal integritas atau ketahanan
retina serta menyehatkan bola mata. Vitamin A fungsinya tak secara langsung
mengobati penderita minus, tapi bisa menghambat minus. Namun harus disertai dengan
pola keseharian yang bagus.
Kekurangan vitamin A menyebabkan
mata tak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam
retina. Sebagai konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit
melihat kala senja atau dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila
kekurangan vitamin A berkelanjutan maka anak akan mengalami xerophtalmia yang
mengakibatkan kebutaan. Selain itu kekurangan vitamin A menyebabkan tubuh
rentan terhadap infeksi bakteri dan virus. Tanpa vitamin A, sistem pertahanan
tubuh akan hilang. Ini memicu tubuh rentan terserang penyakit.
Secara klinis, penduduk Indonesia
dinyatakan kurang mengonsumsi vitamin A. Untuk itu, pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi tiap bulan Februari dan Agustus dilakukan melalui posyandu atau
puskesmas terdekat. Jenis kapsul vitamin A yang diberikan ada dua macam, yakni
berwarna biru dan merah. Kapsul berwarna merah
berdosis 100 ribu internasional unit (IU) dan diberikan untuk bayi di bawah
satu tahun. Kapsul berwarna biru berdosis 200 ribu IU untuk umur 1-5 tahun.
Guna menunjang kebutuhan vitamin A, balita memerlukan 350-500 IU tiap hari.
Sedangkan anak umur lima tahun ke atas membutuhkan dosis 700 IU per hari. Dosis
untuk orang dewasa disesuaikan dengan umur dan kebutuhan yakni minimal 1.000 IU
per hari.
2.
Kelebihan Vitamin A
Selain kekurangan vitamin A,
kelebihan vitamin A juga berdampak pada keracunan yang mengakibatkan tulang
rapuh, nyeri pada persendian, sakit kepala, kelelahan, kulit kering, bersisik
dan berubah warna menjadi kekuning-kuningan serta kerusakan hati. Pada wanita
hamil dapat mengakibatkan janin cacat. Namun kecenderungan permasalahan yang
terjadi adalah akibat kekurangan vitamin A bukan kelebihan vitamin.
Vitamin A bisa terserap dalam tubuh
yang kondisinya baik, anak usia balita sangat rentan kekurangan vitamin A
karena kondisi tubuhnya rentan terhadap penyakit, seperti diare atau infeksi
pencernaan. Untuk itu peran ibu sangat penting dalam menjaga ketahanan tubuh
bayi yakni dengan memberikan ASI eksklusif, agar mempunyai ketahanan tubuh yang
cukup.
Salah satu fungsi vitamin A adalah
menjaga integritas atau keutuhan sel darah merah. Karena itu, kekurangan
vitamin A juga memicu timbulnya penyakit anemia. Jika kekurangan vitamin A, sel
darah tak mampu bertahan lama sehingga umurnya menjadi pendek dan mudah pecah.
Karena kondisi ini, tubuh menjadi kekurangan zat besi atau darah merah. Selain
itu, vitamin A juga berpengaruh terhadap sumsum tulang belakang yang berfungsi
sebagai tempat memproduksi sel darah merah. Jika vitamin A kurang, maka sumsum
tulang belakang tak mampu memproduksi sel darah merah, sehingga terjadilah
anemia.
Kebutuhan vitamin A yang cukup dalam
tubuh, dapat diketahui dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi
sehari-hari dan melihat kondisi tubuh. Jika tubuh anak sering terkena penyakit,
seperti diare, busung lapar atau gangguan saluran pernapasan, maka secara
otomatis, asupan vitamin A-nya kurang, mendeteksi kadar vitamin A dalam darah
perlu dilakukan. Jika kadar vitamin A kurang dari 10 mg/ 100 ml, maka tubuh
anak kekurangan vitamin A.
E.
Epidemiologi kekurangan Vitamin A
Estimasi yang dibuat oleh WHO adalah lebih
dari 250 juta anak mengalami kekurangan penyimpanan vitamin A (Sommer, 1996).
Prevalensi KVA yang tertinggi ditemukan padaanak prasekolah, ibu hamil dan
menyusui. Namun tingkat KVA subklinik juga terlihat banyak pada anak
sekolah dan dewasa di beberapa lokasi. Data yang selalu tersedia di setiap
negara hanyalah prevalensi dari anak
prasekolah yang berarti prevalensi pada kelompok umur lainnya tidak tersedia.
(Bloem, dkk, 1998). Kekurangan vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan
setiap tahunnya sekitar 1 juta anak balita di seluruh dunia menderita
penyakit mata tingkat berat (xeropthalmia) ¼diantaranya menjadi buta dan 60 %
dari yang buta ini akan meninggal dalam beberapa bulan. Kekurangan vitamin A
menyebabkan anak berada dalam resiko besar mengalami kesakitan, tumbuh kembang
yang buruk dan kematian dini. Terdapat perbedaan angka kematian sebesar 30 %
antara anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A dengan rekan-rekannya
yangtidak kekurangan vitamin A (Unicef, 1991 dalam Myrnawati). Angka kebutaan
di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survaikesehatan
indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angkakebutaan di
Indonesia 1,5 % dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah
ini jauh lebih tinggi dibanding Bangladesh (1%), India (0,7 %), dan
Thailand (0,3 %) (Gsianturi,2004).Kekurangan vitamin A (defisiensi vitamin A)
yang mengakibatkan kebutaan pada anak-anak telah dinyatakan sebagai salah satu
masalah gizi utama di Indonesia. Kebutaan karenakekurangan vitamin A terutama
dikalangan anak pra sekolah masih banyak terdapat didaerah-daerah.Berdasarkan
riset kesehatan dasar tahun 2010 Pada pasca persalinan, atau
masa nifas, ibuyang mendapat kapsul vitamin A hanya 52,2 persen (rentang: 33,2%
di Sumatera Utara dan65,8% di Jawa Tengah). Berdasarkan tingkat pendidikan,
cakupan Ibu nifas yang tidak sekolah mendapat kapsul vitamin A hanya 31 persen
dibanding yang tamat PT (62,5%).Demikian pula kesenjangan yang cukup lebar
antara ibu nifas di perkotaan dan perdesaan,serta menurut tingkat pengeluaran.
Persentase anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsulvitamin A selama enam bulan
terakhir disajikan pada Tabel berikut. Persentase distribusikapsul vitamin A
untuk anak umur 6-59 bulan sebesar 69,8%. Persentase tersebut bervariasiantar
provinsi dengan persentase terendah di Papua Barat (49,3%) dan tertinggi di
DiYogyakarta (91,1%).
F.
Gangguan
Akibat Kekurangan Vitamin A
1. Terhambatnya
pertumbuhan.
2. Gangguan
pada kemampuan mata dalam menerima cahaya, serta kelainan-kelainan pada mata
seperti xerosis, xerophthalmia, serta cornea softing. Manifestasinya adalah
pandangan kabur di bawah cahaya yang agak redup, mata kering, mudah lelah dan
lain-lain. Karena efek fisiologis kekurangan vitamin A itu berhubungan dengan
kesan visual gelap, ia bisa memadukan suatu zat yang namanya redopsin di dalam
mata, redopsin memiliki efek yang penting terhadap pemeliharaan penyesuaian
daya pandang yang baik dan normal, berhubungan dengan pemeliharaan keutuhan
susunan kulit atas dan mempercepat perkembangan pertumbuhan.
3. Meningkatnya
kemungkinan menderita penyakit infeksi. Bahkan pada anak yang mengalami
kekurangan vitamin A berat angka kematiannya meningkat sampai 50%.
G.
Faktor Resiko Terkena KVA
1.
Bayi berat lahir rendah (< 2,5 kg),
2.
Anak yang tidak mendapat ASIeksklusif dan tidak diberi
ASI sampai 2 tahun,
3.
Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik jumlah
maupun mutu,
4.
Anak yang kurang gizi (KEP),
5.
Anak yang menderita penyakit infeksi (contohnya
campak, diare, TBC, danpneumonia) serta cacingan,
6.
Anak dari
keluarga miskin,
7.
Anak yang tinggaldidaerah pengungsian,
8.
Anak yang tinggal didaerah
kurang sumber vitamin Adan adanya pantangan makan sumber vitamin A,
9.
Anak yang tidak
pernahmendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di Posyandu dan Puskesmas dananak
yang kurang memakan makanan sumber vitamin A
H. Orang-orang yang terkena kekurangan Vitamin A
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah
kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5
tahun). Sedangkan yang lebih berisiko menderita kekurangan vitamin A adalah
bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI
eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat
makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi
atau di bawah garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi
(campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak
yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak
pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di posyandu maupun puskesmas,
serta anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.
I.
Pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
1.
Pencegahan
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani sedangkan
karoten terutama di dalam pangannabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning
telur, susu (di dalam lemaknya), dan mentega.Sedangkan sumber karoten adalah
sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahanyang berwarna
kuning-jingga seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam,
kacangpanjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka
masak dan jeruk.Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan
karoten.
2.
Penanggulangan
a. Suplementasi Kapsul Vitamin A
Justifikasi suplementasi kapsul vitamin A dosistinggi
(retinol) adalah adanya kenyataan bahwa lemak dapat disimpan dalam tubuh
utamanya di hati.Pemberian suplementasi secara periodik inidimaksudkan untuk
mencegah terjadinya KVA danmeningkatkan simpanan/cadangan vitamin A (WHO,
1997). Dengan demikian, rendahnyaasupan vitamin A dan meningkatnya kebutuhan
akan vitamin A dapat diimbangi denganpemberian suplementasi. Vitamin A dosis tinggi ditujukan pada anak prasekolah,
ibu menyusui dan populasi resikotinggi. Dosis vitamin A yang diberikan harus
cukup besar untuk memproteksi namun tidak boleh berlebihan untuk mencegah
efek samping. Dosis sebesar 200.000 IU (kurang lebih60.000 mg) vitamin A untuk
anak di atas 1 tahun dapat melindungi anak selama 4-6 bulandari KVA. Pengalaman
menunjukkan bahwa pemberian dosis tinggi ini berjalan dengan amandan efektif
serta tidak memberikan efek samping yang berarti. Efek samping yang
dapatterjadi seperti “buldging fontanel” dan muntah hanya terjadi ringan dan
sesaat saja dan juga tidak membutuhkan penangan.Seluruh ibu yang baru
melahirkan juga harus diberikan kapsul dosis tinggi ini dalam waktu8 minggu
setelah melahirkan. Kapsul ini sebaiknya diberikan secepat mungkin
setelahmelahirkan, oleh karena akan berefek pada kandungan vitamin A pada ASI
(Stoltzfus, 1993).Juga pemberian tampaknya memberikan manfaat kepada ibunya
sendiri ).Bayi dan anak yang mengalami infeksi yang berat seperti diare,
campak, ISPA danchickenpox atau mereka yang menderita KEP berat mempunyai
risiko tinggi KVA.
Mereka harus memperoleh kapsul vitamin A dosis tinggi.
Status vitamin A yang adekuat pada ibu akan memberikan perlindungan yang paling
amanterhadap terjadinya kekurangan atau kelebihan vitamin A yang berat pada
ibu, janin dalamkandungan, dan bayi yang dilahirkan. Pada pola konsumsi normal
dimana asupan vitamin Asangat rendah maka dianjurkan agar ibu hamil memperoleh
asupan vitamin A sebesar 10.000IU setiap hari atau 25.000 IU setiap minggu dari
diet atau suplemen atau keduanya. Dosis yang disebut fisiologi ini mempunyai
kelebihan dibanding dengan pemberian dosis tinggi.Studi di Nepal memperlihatkan
adanya dampak pemberian vitamin A atau betakaroten secara terpisah terhadap
kematian ibu. Hal ini memberikan gambaran bahwabentuk suplemen adalah
relevan.Orang tua harus mengetahui bahwa vitamin A banyak terdapat pada minyak
ikan, mentega,telur, hati, sayuran warna hijau, wortel, jagung kuning, minyak
kelapa merah dan mangga,sehingga semua orang tua perlu menghidangkannya dalam
makanan sehari-hari karena selain penting bagi kesehatan mata dan penglihatan,
vitamin A dapat menjamin kelangsungan hidup anak balita. Selain itu, ibu-ibu
juga dimotivasi untuk memberikan kapsul vitamin A kepadaanak balitanya, yang
pelaksanaannya jatuh pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.(Purjanto,
1994)
b. Promosi Kapsul Vitamin A
Pada kenyataannya cakupan kapsul vitamin A masih
rendah meskipun pemerintah telah menyediakan Kapsul Vitamin A bagi masyarakat.
Kemungkinan karena kurangnya sosialisasi tempat-tempat pemasaran kapsul vitamin
A selain di Puskesmas/Posyandu juga dipasarkan dirumah kader. Oleh karena itu
penting dilakukan penyuluhan/promosi pemasaran sosial vitamin A dalamrangka
upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan tindakan ibu agar memberikan
vitamin A kepada balitanya. Pemasaran sosial vitamin A, khususnya pemberian kapsul
vitamin A dipilih dengan cara yang mudah, murah dan cepat untuk menjamin agar anak
balita di Indonesia tidak menderita kekurangan vitamin A. Beberapa pelajaran
yangdapat diambil dari pemasaran sosial vitamin A di Jateng tahun 1988 yaitu
pendekatan pemasaran sosial bersama-sama dengan perbaikan pola distribusi,
dalam waktu yang relatif singkat berdampak positif terhadap kenaikan
cakupan distribusi vitamin A. Produk-produk pemasaran sosial vitamin A
adalah kapsul vitamin A, makanan kaya akan vitamin A, dan fortifikasi makanan
dengan vitamin A. Media informasi yang dapat dipergunakan secara luas yaitu
media massa (Radio, TV atau Film), spanduk, selebaran (leaflet), dengan
memanfaatkan jalur kelompok potensial seperti kader-kader Posyandu,
tokoh-tokoh agama, dan tokoh masyarakat sebagai penyebar informasi tentang
vitamin A.
c. Pemberian Obat Mata
Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata,
kecuali ada infeksi yangmenyertainya. Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa
kortikosteroid (Tetrasiklin 1%,Khloramfenikol 0.25-1% dan Gentamisin
0.3%)diberikan pada penderita X2, X3A, X3Bdengan dosis 4 x 1 tetes/hari dan
berikan juga tetes mata atropin 1 % 3 x 1 tetes/hari.Pengobatan dilakukan
sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala pada mata menghilang. Mata yang terganggu harus ditutup dengan kasa selama 3-5
hari hinggaperadangan dan iritasi mereda. Gunakan kasa yang telah dicelupkan
kedalam larutan Nac l0,26 dan gantilah kasa setiap kali dilakukan pengobatan.
Lakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan dengan sangat berhati-hati. Selalu
mencuci tangan pada saat mengobati
matauntuk menghindari infeksi sekunder, Segera rujuk ke dokter spesialis mata
untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
manusia pasti memerlukan vitamin A dan mau tidak mau mereka harus mau juga
mengkonsumsi makanan yang mengandung sumber vitamin A agar kesehatan tubuhnya
selalu terjaga, dan sebaliknya bila seseorang tersebut tida mau mengkonsumsinya
pasti ia akan mengalami penyakit tertentu, antara lain: kerbunan pada mata,
mudah terinfeksi virus dll.
B. Saran
Timbulnya berbagai penyakit akibat kekurangan Vitamin
A karena kurangnya perhatian terhadap kesehatan masing-masing individu dan keluarga,
maka untuk mencegah ataupun menanggulangi terjadinya peningakatan Kekurangan
Vitamin A, penulisnya menyarankan untuk lebih banyak mengomsumsi
buah-buahan,biji-bijian,sayur-sayuran dan juga hewani yang banyak mengandung
Vitamin A.Dengan demikian akan mengurangi resiko terjadinya penyakit akibat
Kekurangan Vitamin A.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier
Sunita 2004 . Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Irianto,
Kus. 2010. Gizi dan Pola Hidup Sehat.
Bandung: yrama widya.
Departmen
gizi dan Kesehatan masYarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Raja Gravindo Psada.
Sediaoetama,
Achmad djaeni. 1985. Ilmu Gizi Untuk
Mahasiswa dan proFesi. Jakarta : Dian Rakyat
Darmojo, R. Boedhi., Dkk.1999. Buku Ajar Geriatri.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Created by: Misna FKM UIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar